Lontong Cap Go Meh, Kuliner Khas Tionghoa Hasil Akulturasi Budaya

Koropak.co.id, 26 February 2022 20:10:39
Penulis : Muhamad Eris
Lontong Cap Go Meh, Kuliner Khas Tionghoa Hasil Akulturasi Budaya

 

Koropak.co.id - Lontong merupakan salah satu sajian yang identik dengan perayaan masyarakat Tionghoa yakni perayaan Cap Go Meh.

Oleh karena itulah, kata tersebut pun seperti tidak terpisahkan sehingga membuatnya disebut sebagai lontong Cap Go Meh.

Lontong Cap Go Meh ini biasanya akan dihidangkan oleh keluarga Tionghoa peranakan yang berkumpul pada tanggal 15 bulan pertama Tahun Baru Imlek.

Di hari itu, mereka dengan gembira akan saling berbagi masakan khas tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber, masakan khas Tionghoa tersebut ternyata merupakan hidangan fusion yang diadaptasi dari masakan Jawa.

Untuk penyebarannya sendiri terdiri dari banyak lauk pauk dan bahan-bahan yang disatukan menjadi satu kesenangan yang meriah dan nikmat.

Berdasarkan sejarahnya, secara historis ada beberapa versi sejarah mengenai hidangan yang satu ini.

Tercatat, imigran Tionghoa pada abad ke-14 tidak diperbolehkan membawa perempuan.

Oleh karena itulah, mereka pun menikahi perempuan Jawa sehingga menciptakan budaya peranakan Tionghoa-Jawa.

Saat mereka menetap di Jawa, secara tidak langsung mereka juga menjadi terbiasa dengan masakan tradisional buatan istri mereka.

Sehingga sejak saat itu jugalah di setiap Tahun Baru Imlek, Yuanxiao tradisional diganti dengan lontong, kue beras lokal yang kemudian disajikan dengan berbagai masakan Jawa.

 

 


Baca : Asal Usul Lontong Balap, Kuliner Khas Surabaya yang Melegenda

Lontong Cap Go Meh dengan demikian diyakini melambangkan asimilasi dua budaya dan menjadi bentuk dari suasana kemeriahan Tahun Baru dan simbol keberuntungan.

Bentuk lontong Cap Go Meh yang memanjang, bagi masyarakat Tionghoa dikatakan sebagai simbol umur panjang.

Kemudian untuk telur yang dimasak, melambangkan keberuntungan dan kuah santan kunyit melambangkan emas sebagai simbol kekayaan.

Di sisi lain, nama Lontong Cap Go Meh sendiri memiliki sejarah yang melegenda.

Terutama sejak tahun ketika Sam Po Kong yang lebih dikenal dengan Laksamana Zheng He pertama kalinya menjejakkan kaki di Semarang, Jawa Tengah.

Pada masa itu, sang Laksamana mengumumkan bahwa dirinya akan mengadakan kompetisi untuk perayaan Cap Go Meh dengan kriteria siapa yang bisa membuat sup terbaik untuk hari yang baik kala itu.

Ketika pemenang akan ditentukan, Datuk bertanya bagaimana dengan supnya. Sam Po Kong kemudian meminta salah satu pasukannya untuk mencatat prestasi Datuk sebagai “Luang Tang Shiwu Ming”, artinya sup dengan berbagai macam bahan ini berada di peringkat 15.*

 

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini