Sisingaan dan Simbol Perlawanan Rakyat Subang

Koropak.co.id, 27 December 2021 12:37:17
Penulis : Muhamad Eris
Sisingaan dan Simbol Perlawanan Rakyat Subang

 

Koropak.co.id - Sisingaan merupakan seni tradisional yang berasal dari Subang, Jawa Barat sekaligus menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia. Kesenian ini juga turut dikenal dengan sebutan Gotong Singa atau Odong-odong.

Sampai dengan sekarang, seni tradisional khas Jawa Barat ini masih terus berkembang dengan baik di daerah Subang. Bahkan kesenian Sisingaan juga ternyata sudah terkenal sampai ke mancanegara.

Diketahui, kesenian Sisingaan sendiri telah dimainkan oleh rakyat Subang pada saat melawan penjajah sebagai simbol pelecehan terhadap penjajah yang melambangkan bahwa rakyat Subang tidak pernah takut dalam melawan penjajah pada masa itu.

Sementara itu, saat ini, kesenian Sisingaan hanya dimainkan untuk acara-acara khusus seperti acara menerima tamu kehormatan, khitanan anak, acara hari-hari besar dan lainnya.

Selain itu, Kabupaten Subang juga setiap tahunnya sering mengadakan festival Sisingaan yang dilaksanakan setiap 5 April dan diikuti oleh semua kecamatan yang ada di Subang. Festival Sisingaan itu digelar dalam rangka memeriahkan acara peringatan hari jadi Kabupaten Subang.

Dilansir dari berbagai sumber, berbicara mengenai sejarahnya, kesenian atau tradisi Sisingaan ini berakar dari usaha masyarakat di Kabupaten Subang dalam membebaskan tekanan terhadap situasi politik di masa penjajahan atau tepatnya di tahun 1812 saat wilayah perkebunan Subang dikuasai dan diduduki secara bergantian antara Belanda dan Inggris.

Pada masa itu, ternyata bentuk patung singa dalam tradisi Sisingaan belumlah sempurna seperti saat ini. Hal itu dikarenakan konstruksi kayu yang digunakan pada masa itu masih ringan dan terbuat dari pohon randu. Kemudian rangkaian rambutnya terbuat dari daun kaso atau bunga.

Bahkan, kerangka dari Sisingaan pun masih ala kadarnya dengan struktur anyaman bambu yang dibalut karung goni. Sisingaan ini sendiri memperlihatkan dua hingga empat boneka singa.

Untuk permainannya pun, Sisingaan dimainkan oleh empat orang sebagai pemandu singa, yang meliputi dua orang anak yang menunggangi singa dan beberapa pemuda bertugas untuk mengiringi jalannya rangkaian kegiatan kesenian Sisingaan.

Sisingaan ini juga tentunya turut diiringi alat musik tradisional Sunda dan pertunjukan tradisi khas Subang ini akan mengitari kampung setempat ataupun jalanan kota.

 

 


Baca : Pesona Wayang Golek yang Tak Pernah Pudar

Adapun alasan dipilihnya singa sebagai simbol dari kesenian Sisingaan Dikarenakan sebagai bentuk usaha masyarakat Subang dalam menyindir atau mengkritik bangsa Eropa dengan menjadikan simbol kebesaran negaranya sebagai sebuah permainan rakyat.

Dalam pertunjukannya, masyarakat Subang sendiri berusaha dalam melimpahkan ekspresi rasa bencinya lewat simbol atau lambang singa yang dinaiki dan dimainkan oleh anak-anak. Kemudian, para penunggangnya yakni anak-anak tersebut akan menjambak rambut kepala dari singa yang dijunjung tinggi oleh bangsa Eropa.

Selain diselenggarakan sebagai bentuk perlawanan, tradisi Sisingaan itu juga disebut sebagai ‘odong-odong’ oleh beberapa masyarakat Subang. Mereka juga bahkan memanfaatkan odong-odong tersebut untuk sarana ritual pertanian.

Kegiatan dan aktivitas yang dilakukan adalah dengan mengagungkan padi dan leluhurnya melalui kekuatan gaib atau supranatural. Ritual odong-odong tersebut berlangsung dengan cara mengarak sebuah benda yang disamai dengan bentuk hewan tertentu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, kesenian Sisingan ini pun akhirnya beralih menjadi sarana untuk memeriahkan anak-anak yang hendak dikhitan atau disunat agar mereka terhibur. Lalu, anak-anak tersebut akan diarak mengelilingi kampung atau desa setempat, tepatnya satu hari sebelum dikhitan.

Setelah itu, mereka akan dimandikan air kembang yang telah disiapkan oleh dukun rias sebelum pada akhirnya dijadikan sebagai pengantin sunat.

Hingga pada akhirnya, kesenian Sisingaan pun kini diikuti oleh kota lain di Jawa Barat seperti Garut, Cirebon dan Sumedang sebagai kesenian memikul binatang tiruan.*

 

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini